Rabu, 07 Januari 2015

Kisah Julaibib Dan Pengantin Perempuan


Kisah Julaibib Dan Pengantin Perempuan
Wanita shalihah adalah seorang wanita yang tahan memegang bara …
Jika datang perintah dari syariat kepada salah seorang mereka, dia taat, terima, dan tunduk. Dia tidak menyanggah, tidak membangkang, ataupun mencari alasan untuk tidak menerimanya.
Perhatikanlah cerita gadis suci nan mulia ini! Cerita tentang seorang pengantin wanita…
Adalah seorang laki-laki dari sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bernama Julaibib. Wajahnya tidak begitu menarik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menawarinya menikah. Dia berkata (tidak percaya), “Kalau begitu, Anda menganggapku tidak laku?”
Beliau bersabda, “Tetapi kamu di sisi Allah bukan tidak laku.”
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa terus mencari kesempatan untuk menikahkan Julaibib…
Hingga suatu hari, seorang laki-laki dari Anshar datang menawarkan putrinya yang janda kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar beliau menikahinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Ya. Wahai fulan! Nikahkan aku dengan putrimu.”
“Ya, dan sungguh itu suatu kenikmatan, wahai Rasulullah,” katanya riang.
Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Sesungguhnya aku tidak menginginkannya untuk diriku…”
“Lalu, untuk siapa?” tanyanya.
Beliau menjawab, “Untuk Julaibib…”
Ia terperanjat, “Julaibib, wahai Rasulullah?!! Biarkan aku meminta pendapat ibunya….”
Laki-laki itu pun pulang kepada istrinya seraya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melamar putrimu.”
Dia menjawab, “Ya, dan itu suatu kenikmatan…”
“Menjadi istri Rasulullah!” tambahnya girang.
Dia berkata lagi, “Sesungguhnya beliau tidak menginginkannya untuk diri beliau.”
“Lalu, untuk siapa?” tanyanya.
“Beliau menginginkannya untuk Julaibib,” jawabnya.
Dia berkata, “Aku siap memberikan leherku untuk Julaibib… ! Tidak. Demi Allah! Aku tidak akan menikahkan putriku dengan Julaibib. Padahal, kita telah menolak lamaran si fulan dan si fulan…” katanya lagi.
Sang bapak pun sedih karena hal itu, dan ketika hendak beranjak menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba wanita itu berteriak memanggil ayahnya dari kamarnya, “Siapa yang melamarku kepada kalian?”
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,” jawab keduanya.
Dia berkata, “Apakah kalian akan menolak perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”
“Bawa aku menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh, beliau tidak akan menyia-nyiakanku,” lanjutnya.
Sang bapak pun pergi menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, seraya berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, terserah Anda. Nikahkanlah dia dengan Julaibib.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun menikahkannya dengan Julaibib, serta mendoakannya,
اَللّهُمَّ صُبَّ عَلَيْهِمَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهُمَا كَدًّا كَدًّا
“Ya Allah! Limpahkan kepada keduanya kebaikan, dan jangan jadikan kehidupan mereka susah.”
Tidak selang beberapa hari pernikahannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dalam peperangan, dan Julaibib ikut serta bersama beliau. Setelah peperangan usai, dan manusia mulai saling mencari satu sama lain. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada mereka, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan fulan dan fulan…”
Kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan si fulan dan si fulan…”
Kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan fulan dan fulan…”
Beliau bersabda, “Akan tetapi aku kehilangan Julaibib.”
Mereka pun mencari dan memeriksanya di antara orang-orang yang terbunuh. Tetapi mereka tidak menemukannya di arena pertempuran. Terakhir, mereka menemukannya di sebuah tempat yang tidak jauh, di sisi tujuh orang dari orang-orang musyrik. Dia telah membunuh mereka, kemudian mereka membunuhnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri memandangi mayatnya, lalu berkata,”Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia dari golonganku dan aku dari golongannya.”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membopongnya di atas kedua lengannya dan memerintahkan mereka agar menggali tanah untuk menguburnya.
Anas bertutur, “Kami pun menggali kubur, sementara Julaibib radhiallahu ‘anhu tidak memiliki alas kecuali kedua lengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga ia digalikan dan diletakkan di liang lahatnya.”
Anas radhiallahu ‘anhu berkata, “Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah orang Anshar yang lebih banyak berinfak daripada istrinya. Kemudian, para tokoh pun berlomba melamarnya setelah Julaibib…”
Benarlah, “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itu adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (An-Nur: 52).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda, sebagaimana dalam ash-Shahih, “Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang engan itu?” Beliau bersabda, “Barangsiapa taat kepadaku, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku berarti ia telah enggan.”
Di nukil dari, “90 Kisah Malam Pertama” karya Abdul Muththalib Hamd Utsman, edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta. alsofwah.or.id


Ijab Qobul, Tak Semudah Mengatakannya

Ijab Qobul, Tak Semudah MengatakannyaSiapa yang tidak tahu kalimat yang diucapkan saat Ijab Qobul?? Sudah pasti semua mengetahuinya. Ijab Qabul berbunyi seperti ini “Saya terima nikahnya si fulana binti fulan dengan Mas Kawinnya …”
Namun, tahukah apa sebenarnya makna dari Ijab Qabul?? Maknanya adalah “Maka aku tanggung dosa-dosanya si fulana dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si fulana, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku”.
Jika aku (suami) berhasil, maka janji Allah swt adalah surga dimana banyak bidadari disana, salah satu bidadari tersebut adalah istriku yang sholehah.
Jika suami berhasil, maka Allah swt akan mengumpulkan seluruh keluarganya di surga dengan catatan keluarganya beriman dan sholeh.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-Tahrim: 6)
Maka dari itu Allah swt memerintahkan suami untuk menjaga keluarganya dan suami bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya. Jika berhasil, maka ganjaran surga akan diperoleh.
Lalu bagaimana jika suami gagal dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya?
”Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku.” (HR. Muslim)
Begitu beratnya pengorbanan suami terhadap istri, mulai saat Ijab terucap karena saat itulah dimulai perjanjian seorang manusia dihadapan Allah swt, disaksikan seluruh malaikat dan manusia. Maka, saat itulah seluruh hidup istri dan anak-anaknya akan menjadi tanggung jawab suami dan suami wajib mengingatkan dan membimbing istri.
Dalam rumah tangga, suami dan istri memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Suami memiliki kewajiban yang berat dalam menjaga istri dan anak-anaknya dalam urusan dunia dan akhirat, menafkahi kebutuhan makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Hal tersebut dapat dijalankan sebagaimana seharusnya, jika diimbangi ketaatan seorang istri terhadap suaminya. Istri yang taat akan mentaati semua kewajibannya, mentaati suaminya sesuai dengan syari’at agama. Hak seorang suami di atas hak siapapun selah hak Allah swt dan Rosul-Nya, termasuk hak kedua orang tua.
Jika ganjaran bagi seorang suami berhasil menjalankan semua janji yang diucapkannya saat Ijab Qobul adalah surga, maka tidak ada bedanya dengan ganjaran seorang istri yang taat pada perintah suaminya, yaitu surga. Dalam hal ini, perintah yang wajib ditaati seorang istri adalah perintah suaminya yang tidak melanggar syari’at agama Islam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan sholat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
Oleh karena itu, sebaiknya seorang suami mengetahui hak dan kewajibannya sebagai seorang suami, mengetahui makna dibalik ucapan Ijab saat akad nikah, agar dapat mengerti betapa berat tanggung jawabnya setelah pengucapan Ijab tersebut. Begitu pula seorang istri, harus mengetahui hak dan kewajibannya sebagai seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anaknya, mengetahui makna dibalik Ijab yang diucapkan suami ketika akad nikah, sehingga mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang merugikan, sehingga dapat meringankan langkah suaminya menuju surga yang Allah swt janjikan.
Sumber http://muslim-academy.com/ijab-qobul-tak-semudah-mengatakannya/#sthash.Y8A0cjmT.dpuf


Kumpulan Cerita Anak Islami Sebelum Tidur - Pemuda Yang Rajin Sedeka

Kumpulan Cerita Anak Islami Sebelum Tidur - Pemuda Yang Rajin Sedekah

Kumpulan Cerita Anak Islami Sebelum Tidur pemuda Yang Rajin Sedekah kali ini berkisah tentang kebiasaan seorang pemuda yang suka bersedekah yang akhinya membawa keberkahan dan keberuntungan dirinya setelah ia bersedekah di jalan Allah. Awal mulanya ia menerima uang dari seorang teman, tak lama ia dihadang oleh temannya.

Ternyata teman tersebut hendak meminjam beberapa rupiah untuk keperluan yang sangat mendesak, padahal uang itu ia belum buka sama sekali amplopnya . Dan dengan perasaan tawakkal dan beriman kepada Allah, karena ia ingin menolong sahabatnya, maka diberikannya uang itu kepada sahabatnya.

"Ambillah uang ini, Insya Allah ini akan mejadi berkah bagi keluargamu" kata si pemuda yang terbiasa sedekah ini.

Akhirnya uang tersebut berpindah tangan kepada temannya, walau ia juga sangat butuh dengan uang itu namun ia berprasangka baik kepada Allah bahwa saat itu ia sedang diuji oleh Tuhannya agar mau memberikan uangnya.


Tak lama kemudian ia pulang dari kantornya, diperjalanan pulang di sebuah bus yang ia tumpangi , dibajak oleh sekelompok remaja, dan ia pun menjadi salah satu korbannya.

Alhamdulillah berkat ketulusan hatinya , uang yang ia berikan kepada temannya itu selamat dari sekolompok orang pembajak bus, dalam hatinya ia berfikir apa jadinya jika uang itu tetap ia bawa dan tidak diberikan kepada temannya tadi.

Akhirnya pria itu selamat dari kawanan perampok bus tadi, ia sangat bersyukur kepada Allah yang telah menyelamatkan nyawanya siang itu.

hikmah kumpulan cerita anak islami sebelum tidur kali ini adalah bersedekahlah kepada sesama atau orang yang sangat membutuhkan, dengan bersedekah kita bisa menjaga harta kita serta keselamatan kita dunia dan akhirat, semoga cerita anak islami sebelum tidur kali ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Yuk kita baca lagi cerita-cerita menarik lainnya di blog ini, seperti cerita anak anak singkat - cerita si kancil dan si monyet yang pasti seru dan menyenangkan.